Pohon kehidupan, pohon hayat, atau tree of life ialah pohon yang diyakini memberikan perlindungan serta pengayoman. Sesuai dengan sebutannya, pohon kehidupan dipercaya dapat memberikan kehidupan untuk semua makhluk hidup dan dapat memenuhi segala keinginan manusia. Selain itu, Pohon kehidupan juga disamakan dengan kalpataru atau pohon pengetahuan (budi).
Konsep pohon kehidupan dikenal di berbagai pelosok Nusantara dan telah ada sejak masa praaksara. Masyarakat dengan paham animisme dan dinamisme menganggap bahwa ada pohon-pohon tertentu dengan ukuran besar memiliki kekuatan magis sehingga mampu mengabulkan permohonan manusia. Begitu pula ketika pada masa Hindu-Buddha mengenal pohon kehidupan. Kalpataru merupakan satu dari lima pohon suci di kahyangan Dewa Indra dalam agama Hindu. Mandara, Parijata, Samtana, Kalpawrksa atau Kalpataru, dan Haricandana adalah kelima pohon suci tesebut dan dikenal dengan nama Pancawreksa. Adapun dalam agama Buddha, pohon kehidupan dikenal dengan nama pohon bodhi. Pohon ini terkait dengan peristiwa pencerahan yang diterima Pangeran Siddharta Gautama atau Sang Buddha di bawah pohon bodhi. Pada masa Islam, pohon kehidupan terkait dengan Sidrat al-Muntaha, yang secara bahasa bermakna pohon bidara tempat bekesudahan yang daunnya diliputi oleh perintah Allah dan berhubungan dengan peristiwa perintah untuk salat. Pada masa Islam di Jawa, konsep pohon kehidupan diadopsi menjadi gunungan dalam pewayangan dan dijadikan media untuk berdakwah.
Di Selasar Utara Museum Nasional, Sobat Museum dapat menemukan relief kalpawreksa. Kalpawreksa ialah nama lain dari kalpataru atau pohon kehidupan. Hiasan dinding candi ini terbuat dari tanah liat sehingga warnanya coklat kemerahan. Relief kalpawreksa koleksi Museum Nasional berasal dari Candi Gunung Gangsir di Jawa Timur. Diperkirakan berasal dari abad 14-15 Masehi.
Sumber:
Muhajirin. 2010. ‘Dari Pohon Hayat sampai Gunungan Wayang Kulit Purwa (Sebuah Fenomena Transformasi Budaya)’ dalam Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan. Vol. 8 No. 10. Februari 2010 Hal. 33-51.
Utomo, Repelita Wahyu. 2018. ‘Motif Hias Pohon Hayat pada Nisan-nisan di Barus’ dalam BAS Vol. 21 No. 2 Hal. 151-164.