Museum Batik Indonesia Sambut Umat Katolik Tuli Asia

0
541

Jakarta – Museum Batik Indonesia menjadi destinasi kunjungan berjumlah hampir 200 umat Katolik Tuli dari 13 negara pada Sabtu (9/9).

Kunjungan ini adalah salah satu rangkaian kegiatan Konferensi Katolik Tuli Asia III atau 3rd Asia Deaf Catholic Conference (ADCC), sebuah konferensi yang membahas isu-isu penting yang berkaitan dengan komunitas tuli umat Katolik di Asia.

ADCC 2023 adalah konferensi yang ketiga kalinya digelar dengan tema tahun ini Misi dan Kolaborasi. Konferensi yang berlangsung 7-12 September 2023 ini diikuti oleh umat Katolik Tuli, penerjemah bahasa isyarat dari masing-masing negara, dan pastor.

Pemanduan oleh Edukator Museum Batik Indonesia dan Penerjemah Bahasa Isyarat (Foto: Ujang Mulyadi/Museum dan Cagar Budaya)

Selama di Museum Batik Indonesia, para peserta dipandu oleh edukator museum dan dibantu oleh penerjemah bahasa isyarat. Kedatangan peserta ADCC 2023 ini untuk mengenal kekayaan wastra batik di Indonesia yang mendapat predikat warisan dunia UNESCO. Tidak hanya itu, peserta mendapat berbagai pengalaman, seperti membatik dan mencoba bermain permainan tradisional Indonesia.

Salah satu peserta dari Kamboja, Thoeung Sreytin, baru pertama kali ke Indonesia. Thoeung tertarik dengan motif batik bergambar hewan.

“Ini merupakan pengalaman yang baru buat saya. Di Kamboja dari kecil sudah kenal membatik juga. Saya sangat suka sekali motif batik yang gambar-gambar hewan,” ujar Thoeung.

Para Peserta ADCC 2023 Mengikuti Workshop Membatik (Foto: Ujang Mulyadi/Museum dan Cagar Budaya)

Sedangkan Sam Joseph dari India, mencoba workshop membatik dan takjub dengan hasil yang dibuatnya. Tidak hanya itu, Sam bisa mendapatkan banyak pengalaman dari aktivitas yang dilakukan di Museum Batik Indonesia.

“Di sini saya belajar sangat banyak dan macam-macam hal dan apa yang saya lihat. Saya sangat takjub sekali ikut di acara ini. Dan di sini banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan dalam satu kali kunjungan ini. Mungkin saya tidak akan bisa datang lagi dan saya sangat bersyukur bisa datang,” ujar Sam.

Museum Batik Indonesia, sebagai salah satu unit bersama Museum Nasional Indonesia yang dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya, mendukung museum yang inklusif dengan mewujudkan pelayanan dan fasilitas yang aksesibel bagi masyarakat.

Archangela Yudi Aprianingrum, selaku Sub Koordinator Kelompok Unit Museum Nasional dan Museum Batik Indonesia, menyambut baik kunjungan dari ADCC 2023 sebagai kesempatan untuk memperkenalkan batik. Archangela juga berharap pengunjung mendapat pengalaman yang berkesan dan terus diingat dan museum dapat menjadi tempat edukasi yang rekreatif bagi siapa saja tidak terkecuali.

“Semoga ke depan Museum Batik Indonesia dapat meningkatkan pelayanan bagi pengunjung dari seluruh lapisan masyarakat, dari berbagai wilayah di Indonesia maupun luar negeri, dan khususnya juga bagi para disabilitas”, ujar Archangela.