DIBALIK MEGAHNYA KOLEKSI PERUNGGU MUSEUM NASIONAL
Museum menurut PP no 66 tahun 2015 adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Salah satu cara mengomunikasikannya kepada masyarakat adalah melalui informasi koleksi. Informasi mengenai koleksi dapat dilakukan dalam berbagai sudut pandang, yaitu langsung melalui ruang pamer, atau pun melalui terbitan seperti buku panduan, dan informasi-informasi lainnya. Salah satu buku panduan yang diterbitkan di tahun 2021 adalah buku berjudul Konservasi Koleksi Perunggu.
Buku ini menawarkan informasi koleksi museum dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi keterawatan melalui penggambaran kegiatan pelestarian koleksi berbahan dasar perunggu di Museum , yang dibedakan berdasarkan lingkungan dimana koleksi ditempatkan, yaitu di ruang terbuka museum (lingkungan terbuka), yang berada di dalam ruang pamer tertutup dan di dalam ruang penyimpanan. Penulisan dilakukan berdasarkan pengalaman dan kajian yang telah dilakukan sebelumnya.
Buku konservasi koleksi perunggu setebal 234 halaman ini ini diawali dengan Sambutan dari bapak Dirjen Kebudayaan, dan kata pengantar dari Plt Kepala Museum Nasional, dilanjutkan dengan bagian isi yang terdiri dari 6 bab. Bab pertama mengenai zaman perunggu : awal mula logam mewarnai peradaban, ditulis oleh ahli metalurgi sebagai narasumber. Bab selanjutnya ditulis oleh pegawai Museum Nasional yang kompeten di bidangnya berdasarkan pengalaman selama ini. Bab tersebut yaitu bab kedua mengenai koleksi perunggu yang di miliki oleh Museum Nasional , bab ketiga mengenai prinsip-prinsip konservasi koleksi di museum. Bab keempat hingga bab ke enam membahas mengenai konservasi koleksi perunggu yang berada di ruang pamer terbuka, ruang pamer tertutup dan ruang penyimpanan. Buku dilengkapi dengan ilustrasi gambar dan foto yang menarik, sehingga memudahkan untuk dibaca dan dipahami. Dan juga dilengkapi dengan Daftar Pustaka disetiap bab nya, sehingga memudahkan pembaca jika membutuhkan informasi lebih lanjut. Dibagian akhir buku terdapat Glossarium yang memuat istilah yang digunakan di dalam buku, dan juga ulasan-ulasan mengenai buku ini dari pemerhati budaya dan ilmuwan.
Sebagai buku panduan, buku Konservasi Koleksi Perunggu ini dapat mengisi kekosongan buku-buku mengenai perawatan koleksi museum, khususnya koleksi perunggu. Bagaimana informasi koleksi museum disampaikan dengan cara berbeda. Koleksi perunggu yang mewakili lokasi di teliti dengan melihat sifat fisik dan unsur logam yang terkandung didalamnya. Diteliti juga factor-faktor yang menyebabkan kerusakan selama dipamerkan/ disimpan. Dan selanjutnya diberi solusi bagaimana mengatasi kondisi tersebut untuk jangka pendek dan jangka panjang, tentunya dengan mengikuti prinsip dan kaidah konservasi untuk koleksi museum.
Diharapkan di tahun-tahun mendatang terbit kembali buku sejenis dengan mengangkat materi koleksi yang berbeda untuk dibahas.
Ita Yulita S.Si M.Hum
Pamong Budaya Ahli Madya
Museum Nasional