Museum Nasional melaksanakan Pameran Konservasi Koleksi Perunggu dari tanggal 29 September hingga November 2021 (Pameran berlangsung selama dua bulan).
Pameran yang bertajuk “Mengenal Konservasi: Di balik Kemegahan Koleksi Perunggu”, menceritakan kembali kisah dibalik koleksi bersejarah berbasis logam perunggu bukanlah sekedar ingin menghadirkan romantika masa lalu, tetapi juga untuk menggali inspirasi dari kegemilangan peradaban manusia. Perunggu merupakan produk paling awal yang ditemukan peradaban umat manusia yang mengakhiri penggunaan alat-alat tradisional batu dan kayu yang menandakan superioritas manusia dalam berkreasi. Karena kekuatannya membuat manusia lebih efisien dalam mempertahankan diri, berburu, sekaligus bercocok tanam.
Rekayasa perunggu juga menunjukkan cita rasa budaya yang dapat dilihat dari beragamnya bentuk artefak perunggu, baik dari aspek utilitas maupun dari aspek seni. Sehingga kekuatan dan keindahan logam inilah yang mengantarkan tumbuhnya peradaban ditandai dengan berkembangnya permukiman dan kota-kota, hierarki politik, kerajaan-kerajaan, arsitektur yang megah, penggunaan aksara, teknologi roda, serta struktur sosial yang rumit.
Untuk membuat logam perunggu, nenek moyang kita harus jadi ilmuwan nan canggih. Jeli dalam mengamati sifat tembaga, berinovasi dengan mencampurkannya dengan jenis logam lain, menemukan teknik peleburan dan pemaduan logam melalui serangkaian eksperimen yang membutuhkan ketelitian, kerja keras, dan kesabaran. Mereka-reka cipta sesuai angan dan
kebutuhan, membentuk dan mencetak sebelum dingin. Namun demikian perunggu juga tak abadi, banyak artefak perunggu peninggalan peradaban manusia, termasuk di Nusantara juga menghadapi ancaman kerusakan.
Tentunya untuk menjadikan artefak perunggu tetap lestari merupakan suatu tantangan tersendiri. Memberikan perlindungan menyeluruh dengan memperhatikan material koleksi dan lingkungannya serta mencegah dari bersentuhan dengan agen penyebab kerusakan yang menghampiri koleksi adalah suatu keharusan. Di sinilah peranan konservasi guna mencegah kerusakan dan menjaga kelestarian benda-benda warisan budaya, dengan harapan anak-cucu kita kelak masih bisa melihat dengan mata kepala sendiri inovasi yang dilakukan oleh pendahulu kita berabad-abad sebelumnya dan memetik inspirasi dari koleksi. Juga ilmuwan-ilmuwan di masa mendatang mendapatkan motivasi untuk meneruskan jejak meneliti, berinovasi, dan akhirnya melahirkan temuan baru yang bermanfaat untuk peradaban manusia. Kegiatan pameran ini tidak hanya memperlihatkan kerja keras, penerapan ilmu pengetahuan, dan inovasi dalam melakukan perawatan koleksi, namun memberikan pesan kuat akan literasi ilmiah dan budaya yang berusaha mengajak kita semua untuk merenungi bahwa konservasi adalah garda depan pelestarian budaya.
Dalam pameran konservasi perunggu ini juga didukung dengan program program publik antara lain
Dongeng (Senin, 25 September 2021)
Sosialisasi Pameran Konservasi Koleksi Perunggu Daring (Jumat, tanggal 15, 22, dan 29 Oktober 2021 pukul 09.00-12.00 WIB)
Sosialisasi Pameran Konservasi Koleksi Perunggu Daring (Jumat, tanggal 5, 12, 19, dan 26 November 2021 pukul 09.00-12.00 WIB)
Workshop Konservator Luring (Kamis, 21 November 2021)