Simpang Budaya: Bamiyan dan Borobudur

0
1328

Afganistan-Indonesia memanfaatkan  potensi dua Situs Warisan Dunia UNESCO untuk mempromosikan dialog antarbudaya, perdamaian dan pemahaman antar masyarakat Indonesia dan Afganistan.

Inisiatif proyek ini berawal dari Forum Demokrasi Bali tahun 2011, pemerintah Indonesia menggandeng UNESCO untuk membantu pengembangan kerjasama antar dua negara ini lebih lanjut, sesuai dengan mandat UNESCO  untuk mempromosikan perdamaian dan kerjasama internasional melalui dengan adanya saling memahami dan sesuai dengan bidang yang digarap UNESCO yaitu dibidang perlindungan Cagar Budaya dan Permuseuman.

Dalam kerangka Kerjasama Indonesia – UNESCO – Fund-in-Trush dibentuklah proyek berjudul : Mempromosikan Dialog Antar Budaya  Melalui Pelatihan Pembangunan Kapasitas untuk Pengembangan Museum di Situs-Situs UNESCO World Heritage di Indonesia dan Afganistan”. Situs warisan Dunia UNESCO yang dimaksud adalah Lanskap Budaya dan Reruntuhan Arkeologis Lembah Bamiyan di Afganistan dan Komplek Candi Borobudur” dipilih sebagai laboratorium  pembelajaran karena dinilai menyimpan nilai keagungan yang luar biasa sebagai situs Cagar Budaya masyarakat Indonesia dan Masyarakat Afganistan.

Pameran Simpang Budaya Bamiyan dan Borobudur merupakan kegiatan tahap akhir proyek kerjasama Indonesia-UNESCO- Fund-in-Trush. Pameran ini menyoroti  menyoroti lima nilai penting  yang dimiliki oleh kedua situs yaitu historis, material, pendidikan, ekonomi dan sosio spiritual – dengan maksud untuk mengundang apresiasi yang lebih besar terhadap kedua peninggalan cagar budaya yang tak ternilai  ini serta meningkatkan pemahaman  lintas budaya yang lebih tinggi diantara masyarakat kedua negara maupun masyarakat secara umum.

Pameran ini dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud dihadiri pula oleh Mr. Shahbaz Khan Direktur Representatif UNESCO Jakarta, Arief Rahman dari Komisi Indonesia untuk UNESCO  dan duta besar Afganistan untuk Indonesia H.E Roya Rahmani. Dalam sambutannya Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, mengatakan bahwa peningakatan dialog antarbudaya dan antaragama adalah adalah salah satu kerangka untuk mencapai perdamaian. Dia menambahkan bahwa di kedua situs  Lembah Bamiyan dan Candi Borobudur melekat kebijaksanaan dan ajaran Buddha, serta sejarah yang kaya dipersimpangan beragam budaya  selama berabad-abad. Yang sangat penting untuk meningkatkan  dialog baik dari dalam maupun antarnegara dan bangsa. Melalui Pameran ini beliau berharap bshwa upaya kita untuk mendorong dialog antar budaya  dan perdamaian antar rakyat Indonesia dan Afganistan akan terus berlanjut setelah pameran.

 

Selain di Indonesia, pameran ini digelar di Kabul, Afganistan sejak 2 November – 31 Desember 2016 di Museum Nasional Afganistan. Sementara di Indonesia pameran akan digelar di beberapa kota diantaranya di Museum Nasional Jakarta 3-28 Desember 2016, Yogyakarta dari tanggal 10-16 Januari 2017 di Galleria Mall Yogyakarta, dan di Candi Borobudur 20 Januari – 2 Februari 2017 di Museum Karmawibangga.