Jakarta – Suasana bahagia memenuhi Lobi Kaca Gedung B Museum Nasional saat acara perpisahan program magang bersertifikat kebudayaan pada Sabtu (16/12). Acara ini menjadi momen penuh makna bagi 97 mahasiswa yang mengikuti kegiatan magang dengan uraian tugas menjadi asisten pendataan koleksi museum yang dimulai pada Agustus 2023 lalu.
Acara perpisahan ini juga menjadi titik awal bagi para mahasiswa sebagai bekal menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Dengan pengalaman yang mereka dapatkan, diharapkan memberikan kontribusi yang berarti dalam kehidupan bermasyarakat.
Ni Luh Putu Candra Dewi, Kepala Unit Museum Nasional, turut memberikan sambutan mengenai acara ini. Beliau menyatakan βIni merupakan program awal sehingga kita berharap kedepannya akan ada program semacam ini lagi. Dalam perpisahan ini bukan berarti kita tidak akan bersua kembali karena kedepannya tidak menutup kemungkinan akan ada project ataupun kerjasama lain yang bisa kita kerjakan bersama.β
Salah satu harapan utama dalam program ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih terlibat dalam manajemen dan pengelolaan koleksi di berbagai lembaga kebudayaan khususnya museum. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi penonton saja, tetapi juga ikut andil dalam mengelola dan memelihara warisan budaya bangsa Indonesia.
Kegiatan magang ini tidak hanya berlokasi di Museum Nasional, tetapi juga menjangkau berbagai unit museum yang dinaungi oleh Museum dan Cagar Budaya di DKI Jakarta, seperti Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Batik, Museum Basoeki Abdullah, dan Galeri Nasional.
Aulia dan Nurhayati, memberikan testimoni mereka tentang pengalaman magang. Aulia Noer Asa, mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, menyatakan, “Terima kasih banyak kami sudah diberi kesempatan dalam program magang. Banyak ilmu dan pelajaran yang kami terima. Selama mengikuti program ini saya pribadi dapat tantangan yang baru dalam pendataan koleksi. Semoga program ini akan ada lagi kedepannya.β
Dalam kesempatan yang sama, Nurhayati, mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Riau, menambahkan, “Selama saya mengikuti magang jadi lebih memahami makna dalam sebuah koleksi. Seperti saya di Museum Batik, tambah mengerti tentang filosofi warna maupun simbol-simbol yang terkandung dalam batik. Tanpa sadar banyak keunikan-keunikan lain yang saya belum tahu sebelumnya dan itu membuat saya lebih mencintai kebudayaan negara kita sendiri.β
Program magang bersertifikat kebudayaan merupakan bagian dari program “Merdeka Belajar-Kampus Merdeka” yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa dari berbagai latar belakang jurusan. Mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, namun juga di lapangan sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih holistik tentang dunia kebudayaan khususnya di bidang permuseuman.