Perhiasan turut mewarnai manusia sepanjang kehidupannya beserta tahapan-tahapannya. Tercatat sejak masa prasejarah, ketika belum mengenal tulisan, perhiasan telah dikreasikan oleh manusia. Daya nalar manusia dan kecekatannya dalam mengolah benda-benda di sekitarnya telah melahirkan karya-karya perhiasan yang indah dan penuh makna.
Diawali dari saat manusia lahir, perhiasan turut serta menyambut kehadiran sosok manusia baru. Pada beberapa kebudayaan di Indonesia, perhiasan khusus anak dibuat dengan makna do’a, harapan baru, dan keselamatan hidup. Fase kehidupan manusia memasuki masa remaja dan dewasa merupakan fase kritis dalam daur hidup manusia. Maka kehadiran perhiasan pun diyakini sebagai penyeimbang.
Keindahan dan keelokan perhiasan turut menyemarakkan hidup manusia dalam memasuki gerbang pernikahan. Pehiasan dimaknai sebagai wujud syukur dan kebahagiaan. Perhiasan pun turut pula membersamai manusia hingga akhir hayat. Perhiasan diyakini sebagai bekal kubur yang menemani manusia dalam perjalanan kehidupan selanjutnya.
Perhiasan tradisional pada berbagai suku bangsa di Indonesia memiliki keragaman yang tiada banding. Perhiasan dibuat untuk memperindah bagian-bagian tubuh manusia, dari kepala, leher, dada, tangan, pinggang, hingga kaki. Tidak hanya indah, perhiasan juga menyimpan kekayaan nilai budaya bangsa Indonesia yang lestari untuk kini dan nanti.