Cincin
Emas, kecubung, delima
Badung, Bali
Awal abad ke-20
No. Inv. 13000/E.855
Cincin termasuk jenis perhiasan paling favorit yang dipakai orang. Mulai bentuk yang sederhana hingga yang rumit seperti koleksi Museum Nasional ini. Cincin yang diperoleh sebagai harta rampasan perang dalam puputan Badung di Bali pada 20 September 1906. Dari bahan dan ragam hiasnya dapat diketahui bahwa cincin digunakan oleh kalangan bangsawan Kerajaan Badung. Bagian depan cincin diukir dengan motif tumpal dan patra sari. Tumpal bermakna asal mula kehidupan dan kehidupan yang terus tumbuh, sedangkan motif patra sari adalah perlindungan pada kehidupan. Bagian paling menonjol dari cincin adalah batu kecubung berwarna ungu berukuran besar yang diperkuat dengan pengapit sebagai simbol arah mata angin.