Museum Nasional Gelar Lokakarya Pengembangan Konservasi Koleksi Tekstil Selama 5 Hari

Lokakarya Pengembangan Konservasi Koleksi Tekstil diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia. Dihadiri oleh 65 peserta, berasal dari Jakarta, Jawa Tengah Kalimantan Selatan, hingga Ambon.

0
741
Sumber: Dokumentasi Museum Nasional

Jakarta (20/8) – Lokakarya Pengembangan Konservasi Koleksi Tekstil diselenggarakan oleh Bidang Perawatan dan Pengawetan Museum Nasional Indonesia. Dihadiri oleh 65 peserta, kegiatan ini akan dilangsungkan selama lima hari.

Pembukaan kegiatan dilakukan pada 19 Agustus 2019, dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Registrasi dan Dokumentasi. Kegiatan ini dihadiri oleh 65 peserta yang hadir dari berbagai museum, baik di Jakarta maupun di luar Jakarta seperti Jawa Tengah, Bengkulu, Tanjung Pinang, Ambon, dan Kalimantan Selatan.

Pada hari pertama, dilakukan pemaparan materi oleh beberapa narasumber. Pemaparan dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama dipaparkan mengenai identifikasi koleksi tekstil, sedangkan pada sesi kedua diisi dengan materi pengantar konservasi tekstil.

Salah satu pengisi pemateri acara ini yaitu ibu Judi Achyadi. Beliau merupakan seorang kurator tekstil dari Musem Tekstil di Jakarta. Beliau  menyampaikan bahwa  dulu orang-orang  dapat mengenal orang Indonesia karena mereka mengenakan pakaian Indonesia seperti batik atau songket, tetapi sekarang sudah hilang, banyak masyarakat Indonesia sekarang memakai pakaian yang sama seperti bangsa lain.

Setelah sesi kedua berlangsung, 65 peserta dibagi menjadi enam kelompok. Tiap-tiap kelompok ini kemudian akan menjadi kelompok kerja pada kegiatan praktik di hari selanjutnya yang akan dipandu oleh narasumber dari Ibu Ita Yulita dan Ibu Desrika dari Museum Nasional serta narasumber dari National Palace Museum of Korea Ms. Sun Young Kim dan Ms. Siti Suhailah M.Salim dari Heritage Conservation centre Singapore.

Workshop akan berlangsung selama lima hari. Dimulai dari 19 Agustus 2019 sampai dengan 23 Agustus 2019 di Museum Nasional.  Peserta diharapkan mampu mengetahui cara merawat koleksi, khususnya tekstil, dan dapat diterapkan pada museum masing-masing.